Tujuan Debat

Proses pembelajaran saat ini kurang memiliki daya tarik. Kurang menariknya pembelajaran karena 2 hal. Pertama, pembelajaran yang dirancang oleh guru tidak dapat memacu keingintahuan siswa untuk membedah masalah seputar lingkungan sosialnya sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah tersebut. Kedua, guru memposisikan diri sebagai pribadi yang menggurui, belum memerankan diri sebagai fasilitator yang membelajarkan siswa.

tujuan-debat

Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di lingkup sekolah dibutuhkan berbagai variasi teknik yang harus dikuasai oleh seorang guru agar proses belajar yang tercipta di kelas menjadi lebih dinamis dan bernuansa interaktif.Selain itu, variasi teknik yang digunakan juga harus dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya dalam fase remaja sesuai dengan pedoman psikologi individu.


Beberapa diantara tugas perkembangan tersebut menjadi landasan terciptanya metode pembelajaran kooperatif yang mengedepankan kerja sama dari para peserta didik sehingga tercipta nuansa kelas yang dinamis, interaktif, dan dapat menjadi faktor stimulan agar peserta didik dapat mengembangkan pola pikir yang kritis.


Hingga saat ini, terdapat berbagai macam model yang digunakan dari turunan metode pembelajaran tipe kooperatif. Salah satu dari model yang berkembang dan sering digunakan pada kegiatan belajar mengajar adalah debat. Debat digunakan pendidik dalam upaya menumbuhkembangkan pola pikir kritis dan kemampuan kerja sama antar peserta didik dalam bentuk kelompok.


Perkembangan model pembelajaran debat saat ini masih barlangsung, bahkan model ini diterapkan hingga menjadi jenis kompetisi antar pelajar hingga tingkat dunia. Oleh karena itu, penulis mencoba membahas metode pembelajaran debat.


Pengertian Debat

Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik dengan istilah sawala yang ebrasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan lidah. Jadi, definisi dari debat sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti.


Berdasarkan beberapa kajian dan kasus yang dihadapi pada berbagai kondisi, dapat disimpulkan bahwa debat memiliki pengertian sebagai berikut:

  1. Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri
  2. Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan, dimana antara satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang (opositif).
  3. Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya kebanyakan hanya hendak mempertahankan pendapat masing-masing dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain dan berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya. Oleh karena itu, dalam debat terdapat unsur pemaksaan kehendak.
  4. Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang mengedepankan demokratik.
  5. Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan tentang argumen mereka dan berusaha untuk mengembangkan argumen dari lawan mereka.

Adapula debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.


Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan (“format”) yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.


Pengertian Debat Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian debat menurut para ahli, terdiri atas:


  • Menurut Asidi dipodjojo (Komunikasi Lisan 1982:59)

Debat adalah proses komunikasi lisan yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat akan menyatakan argumen, memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan berdebat atau pihak lain yang mendengarkan perdebatan itu menjadi yakin dan berpihak padanya.


  • Menurut (KBBI. 2002: 242)

Debat adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.


  • Menurut G. Sukadi

Debat pada hakekatnya saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan.


  • Menurut Hendri Guntur Tarigan (Retorika 1990:120)

Debat pada hakekatnya adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.


  • Menurut Wikimedia

Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.


Ciri-Ciri Debat

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri debat, terdiri atas:

  1. Terdapat dua sudut pandang, yaitu affirmatif (pihak yang menyetujui topik) dan negatif (pihak yang tidak menyetujui topik)
  2. Adanya suatu proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak
  3. Adanya saling adu argumentasi yang tujuannya untuk memperoleh kemenangan
  4. Hasil debat diperoleh melalui voting atau keputusan juri
  5. Sesi tanya jawab bersifat terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan
  6. Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang biasanya dilakukan oleh moderator
  7. Etika Berdebat
  8. Dalam berdebat, harus diperhatikan beberapa etika, yaitu:
  9. Berfikir logis dan memiliki pengetahuan yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam debat
  10. Mampu berbahasa dengan baik, benar dan komunikatif serta tanggap terhadap respon yang diterima
  11. Dilarang menyangkut pautkan pembahasan dengan SARA

Tata Cara Debat

Adapun tatacara debat yang baik yaitu:

  • Pertanyaan atau tantangan hendaknya dikemukakan secara professional, Tidak Menghina, Tidak merendahkan, atau Berkomentar yang menyerang pribadi tidak dapat diterima.
  • Analisis kritis, sintetis, keterampilan retorika (berbicar dan intelijensia (ability to perceive and understand ) atau Tidak Terbata-bata.
  • Fokus pada posisi pihak lawan atau argument lawan. Mengetahui kelemahan dan kelebihan pihak lawan merupakan hal penting dalam strategi persiapan untuk menyangkal argumen lawan.
  • Batasi argumen maksimal tiga poin.
  • Gunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan argumen.
  • Ketahui kesalahan umum dalam berpikir seperti kesalahan logis dan gunakan secara efektif dalam menyangkal argumen lawan.
  • Sajikan konten atau substansi dengan akurat. Gunakan selalu konton (data/fakta) yang berhubungan dan mendukung pandangan.
  • Pastikan kesahihan semua bukti eksternal yang disajikan dalam argumen.
  • Kesimpulan dalam debat merupakan posisi kesimpulan final. Gunakan itu sebagai kesempatan untuk menyangkal atau memojokkan lawan.

Unsur-Unsur Debat

Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur debat, terdiri atas:

  • Mosi, yakni hal atau topik yang diperdebatkan
  • Tim Afirmatif, yakni tim yang setuju terdapat hal yang diperdebatkan (mosi)
  • Tim Negatif atau Oposisi, yakni tim yang tidak setuju atau menentang mosi
  • Tim Netral, yakni tim yang memberikan 2 sisi baik dukungan ataupun sanggahan terhadap mosi
  • Moderator, yakni orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan.
  • Penulis, yakni orang yang menulis kesimpulan suatu debat.

Struktur Debat

Berikut ini terdapat beberapa struktur debat, terdiri atas:

  1. Perkenalan harus dilakukan oleh masing-masing tim atau pihak (afirmasi, oposisi, dan netral).
  2. Penyampaian argumentasi. Dalam debat, masing-masing tim pro maupun kontra menyampaikan argumentasi atau gagasan tentang mosi yang telah diberikan. Penyampaian argumentasi ini dimulai dari tim pro, lalu tim kontra, kemudian diakhiri oleh tim netral.
  3. Melakukan debat merupakan hal utama. Masing-masing tim diharuskan menyampaikan argumentasi maupun sanggahan kepada lawan.
  4. Kesimpulan merupakan hasil akhir debat yang sebelumnya diawali dengan penutup yang disampaikan oleh masing-masing tim.
  5. Keputusan diambil dari hasil voting, mosi, resolusi, dan sebagainya. Jenis keputusan ada tiga yaitu keputusan oleh para pendengar atau decision by the audience, keputusan oleh hakim atau decision by judges, dan keputusan dengan kritik atau decision by critique.

Kaidah Kebahasaan Teks Debat

Berikut ini terdapat beberapa kaidah kebahasaan debat, terdiri atas:

  1. Menggunakan kalimat kompleks, pada teks debat biasanya menggunakan kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan lebih dari satu kata kerja (kalimat kompleks).
  2. Menggunakan konjungsi, pada teks debat sering memanfaatkan konjungsi untuk menghubungkan kata-kata atau kalimat.
  3. Menggunakan kata rujukan, pada teks debat biasanya menggunakan kata rujukan sebagai pemberi  informasi, seperti ini, itu, dia, beliau, di sini, di sana, dan sebagainya.

Tujuan Debat

Tujuan dari debat adalah upaya kedua belah pihak yang mencoba membangun suatu kasus dengan didukung oleh argument-argumen yang mendukung kasus mereka dimana cara membuat satu argumen yang baik dan benar adalah suatu argumen selalu berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan dasar berupa; Apa (What),Mengapa (Why), Bagaimana (How), dan Kesimpulannya (So What is The conclusion).


Selain diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar juga dibutuhkan pula logika dan analogi pola pikir yang benar mengenai pengetahuan pengetahuan umum atau kasus-kasus yang sedang terjadi di dalam masyarakat. Selain hal-hal tersebut juga diperlukan kemampuan merespon suatu masalah (rebuttal) dikarenakan di dalam proses debat terjadi suatu proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak.


Selain itu di dalam debat sendiri ada suatu pantangan atau batasan pembahasan masalah yang akan dibahas yaitu dilarang mennyangkut pautkan suku, agama, ras, dan adat, dsebabkan di dalam debat sendiri kita masih menggunakan etika sebagai seorang manusia untuk berpendapat.


Contoh Debat

TOPIK: Acara-acara yang marak di Indonesia, seperti acara gosip, sinetron, talk show, serbuan iklan, dan lain sebagainya dapat membantu masuknya globalisasi namun mematikan pribadi budaya Indonesia.


PRO: Sebenarnya baik jika bidang pertelevisian di Indonesia semakin berkembang, terlihat dari makin banyaknya acara dan makin kreatifnya topik-topik hiburan. Acara-acara seperti Reality Show sangat mendorong Indonesia untuk dikenal di dunia Internasional, hingga akhirnya membuat Indonesia siap dalam memasuki Era Globalisasi. Namun sayang sekali, kemajuan tersebut justru membuat kebudayaan asli Indonesia menjadi mati, sebab karena kemajuan tersebut, kini Indonesia mulai mengarah pada gaya hidup luar negri, sampai para generasi muda jaman sekarang tidak lagi menghargai kebudayaan asli Indonesia, seperti seni-seni tari, wayang, batik, patung-patung, ukiran-ukiran, dan lain sebagainya.


KONTRA: Saya setuju jika maraknya acara yang mengusung tema seperti di luar negri itu merupakan kemajuan bagi pertelevisian Indonesia, dan dapat membantu Indonesia dalam menghadapi globalisasi. Namun pernyataan bahwa hal tersebut mematikan pribadi budaya Indonesia sangat tak dapat ditolerir. Sebab justru dengan kemajuan tersebut, budaya Indonesia dapat lebih mendunia, dikenal, dan dikagumi oleh orang-orang di luar negri yang masih belum menyadari betapa hebatnya dan uniknya budaya asli Indonesia. Seharusnya dengan kenyataan bahwa acara-acara tersebut dapat membantu masuknya globalisasi ke Indonesia, maka budaya Indonesia juga akan terdorong untuk keluar dari Indonesia untuk dikenal dunia Internasional.


PRO: Jika rakyat Indonesia melihat cara hidup orang luar negEri dan terpengaruh, bangsa Indonesia akan merasa bebas, sangat demokratis, hingga akhirnya justru membawa pada perpecahan bangsa. Tiap kelompok akan merasa ber-hak untuk membentuk negaranya sendiri, contohnya seperti kasus Timor Timor dan Aceh.


KONTRA: Arus globalisasi tidak akan membuat bangsa Indonesai ingin terlepas dari negara Indonesia, kemajuan itu justru akan membuat rakyat makin bersatu. Lagipula, jika memang arus globalisasi dapat membawa gelombang demokratisasi yang memecahkan bangsa.


Demikianlah pembahasan mengenai Tujuan Debat – Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Tata Cara, Unsur, Struktur, Kaidah dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂